Jumat, 18 November 2011

Puisi TERSESAT

Diam aku tanpa kata
Risau diri hati bersuara
hampa semua
gundah terasa

Aku terbujuk
rayuanmu terkutuk
engkau busuk
engkau buruk

Aku mencoba keluar
hingga terdampar
di jalan yang benar
hanya Engkau tempat terbenar

Engkau selamatkan aku
dari hitamku
bahagianya hatiku
kembali pada-Mu

Rabu, 09 November 2011

Cerpen PENYESALAN

PENYESALAN

          Bu Liza adalah tetanggaku,dia mempunyai lima orang anak dengan kehidupan yang sederhana.Dia adalah seorang janda yang sombong,selalu menganggap dirinyalah yang lebih dari pada yang lain.Keluargaku selalu dimusuhinya.Kami tidak tahu apa kesalahan kami,keluargaku telah berusaha baik terhadapnya tetapi dia tetap tidak mau bersilaturahmi kepada kami.Alangkah sombongnya dia sebagai manusia yang belum bisa ditandingkan dengan kebesaran dan keagungan Allah SWT.
            Pada suatu hari ada sepasang orang tua renta yang jalannya telah dibantu dengan tongkat.Aku dan ibuku melihat dua orang renta tersebut menuju rumah bu Liza.Tidak berapa lama orang tua tersebut meninggalkan rumah itu dengan air mata yang menetes.Mereka pun duduk di warung kami untuk menghilangkan segala kesedihannya.
“Ibu dan Bapak dari mana?”ibuku bertaya
 “Kami dulu tinggal di pasar bawah,tetapi sekarang tidak,”jawab ibu tua itu
“Ada apa dengan tempat tinggal kakek dan nenek?”tanyaku
            Lalu dengan wajah yang sedih kakek dan nenek itu menceritakan tentang masalahnya secara bergantian.Dahulu kakek itu adalah seorang lelaki yang mempunyai kehidupan yang cukup.Kakek itu dapat dikatakan sebagai orang kaya di lingkungannya.Dia mempunyai  empat orang anak,dua orang laki-laki dan dua orang perempuan.Tetapi kini hanya tinggal tiga orang,karena seorang anak laki-lakinya telah meninggal.Istri pertamanya juga telah lama meninggal,karena hal tersebut dia mencari pengganti istrinya yaitu nenek yang sedang kulihat sekarang.Diwaktu dia mendapatkan istrinya yang baru,dia selalu menelantarkan anak-anaknya sehingga anaknya kurang mendapat perhatian darinya.Bahkan bapak itu juga sering melakukan kekerasan kepada anaknya.Beberapa tahun terlewati,anak-anaknya telah berumah tangga semuanya dan tinggallah dia dengan istrinya di rumah itu.
            Pada suatu hari,mereka mendapat ujian dari Allah SWT.Rezeki yang melimpah itu kini telah mulai habis,usahanya mengalami kerugian besar sehingga menjadi hancur.Harta yang dimilikipun dijual kepada orang,termasuk rumah yang di tempati sekarang.Merekapun tidak tahu harus berlindung kepada siapa.Terlintaslah
di pikirannya untuk dapat tinggal di rumah anaknya yaitu bu Liza.Namun,alangkah kecewanya mereka ketika bu Liza tidak mau menolong mereka dan mengusir mereka.Orang tua itupun hanya dapat menangis mendengar hal tersebut.bu Liza mengatakan hal-hal yang menyakitkan hati orang tua tersebut.
“Tidak ingatkah Bapak apa yang Bapak lakukan dahulu terhadap kami?”Kata bu Liza
“Maafkan Bapak nak?Bapak dulu telah menyia-nyiakan kalian sehingga kalian kurang mendapat perhatian dari Bapak,”jawab bapak itu.
“Sekarang pergilah Bapak bersama istri yang Bapak banggakan itu!seru Bu Liza.
Kata-kata itulah yang membuat orang tua tersebut pedih seperti tersayat oleh pisau yang tajam.
            Ibu dan aku sangat tersentuh dengan cerita orang tua tersebut.Tidak menduga bahwa ada seorang anak yang masih dendam kepada orang tuanya sendiri dan durhaka terhadapnya.Padahal Allah SWT saja masih mau memaafkan hambanya ketika menyesali perbuatannya,tetapi bu Liza yang hanya seorang manusia biasa,dan tidak mau untuk memaafkan sesamanya.
            Merekapun bingung untuk minta pertolongan kepada siapa.Selain bu Liza,anak yang lainnyapun tidak ada yang mau untuk merawatnya dengan sisa umur yang dia punya sekarang.Aku dan Ibuku menawarkan kepada dua orang tua tersebut untuk tinggal bersama kami sementara waktu.Mereka mengeluarkan air mata ketika kami mau menolong mereka.
“Terima kasih banyak nak dan semoga Allah memberikan balasan yang sebanding dengan jasamu.”sahut bapak renta
“Sama-sama Pak,Bapak sudah makan?mari Pak kita lebih baik makan terlebih dahulu.”
Kami pun mengisi waktu itu dengan kehangatan keluarga.
            Pagipun datang dengan cahaya matahari yang cerah.Aku merapikan tempat tidur dan melihat kedua orang tua itu.Kakek itu terbaring lemah di kasurnya dengan istrinya yang berada di samping.Aku memanggil ibu dan mengatakan kakek sedang sakit parah.Ibu langsung menghubungi rumah sakit.
            Ambulan dari rumah sakitpun datang.Kakek itu langsung dibawa ke rumah sakit.Di dalam ambulan itu,kakek masih sadar.
“Mungkin waktuku tidak lama lagi dan maafkanlah kesalahan ku selama ini,”kakek itu berbicara dengan suara yang serak.
Tiba-tiba kakek itu berhenti berbicara dan istrinya sambil menangis membisikkan dua kalimat syahadat.Dengan suasana yang haru,kakek itu telah meninggalkan kami untuk selama-lamanya.
            Bu Liza yang baru saja mendengar kabar bahwa bapaknya sakit,dia langsung menuju rumah sakit dan bertemu kami.Dia terdiam melihat mayat ayahnya yang telah terbujur kaku dihadapannya.bu Liza meminta maaf kepada mayat itu dan menyadari kedurhakaannya dengan isak tangis yang tak tertahankan.
                                                                                    Karya             :Sri wahyuni